You Are At The Archives for April 2014

Monday 28 April 2014

Team yang menjaga salat

Terima kasih ya Allah telah menuntunku untuk team dan team untuk saya dalam satu ikatan silahturahmi di Full House Catering.
Saya sangat menghargai bagi mereka yang berwirausaha tapi menjaga salatnya. Dalam usaha catering ini mungkin masih terdiri dari 4 orang, ibu upi sebagi superkoki, dan pak dargo sebagai suami superkoki yang sangat menjaga keharmonisan catering dan keluarga, kemudian ada 2 ranger mahasiswa tingkat akhir okta dan rijal yang memanage Full House Catering.

Tahap awal kita sedang membangun pondasi yang kuat, pengin tahu cerita kelanjutannya? Hei gerilya muda, tunggu satu bulan lagi ya biar ada kejadian dulu baru ada cerita.

Renungan

SubhanAllah, sungguh malamMu yang terlihat lebih terang: bila kita mengetahui cara menerangkannya.
Diantara gelap malam, ada sebilah waktu yang dapat mendekatkan kita kepadaNya.
Tapi seonggok daging ini terkadang tak mempedulikan waktu itu, tengah lelapnya tidur ini. Namun beberapa berlomba-lomba untuk memanfaatkan waktu ini untuk mencari titik terdekat denganMu ya rabb.


Dialah waktu sepertiga malam

Sunday 27 April 2014

Semakin Kesini Semakin Menjadi Manusia


 Pelangi-pelangi, balonku ada lima, naik2 ke puncak gunung itu merupakan lagu yang wajib dinyanyikan ketika uang 500 perak masih bisa dibelanjakan untuk 1 buah anak mas, dan empat buah permen karet yosan. Favorit banget dikala itu.

Sedikit mengenang masa lalu


Rezim berlalu, kini hanya ada sapaan dari mendiang "piye kabare? Penak jaman ku tow? Ya karena semakin kesini pula Nusantara eh ralat Indonesia maksudnya semakin diuji Indonesianya. Yang mana para pemimpin bangsa ini sudah tidak lagi memimpin bangsa, tapi memimpin kezaliman bangsa. Lempar pertanyaan bung? Silahkan..
Menurut anda lebih baik Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang agamanya kuat tapi kepimpinannya kurang atau pemimpin yang kepemimpinannya bagus tapi agamanya kurang?
Boleh saya tanggapi? Silahkan..kalau menurut saya lebih baik punya pemimpin yang agamanya kurang tapi kepimpinannya bagus. Alasannya apa bung? Ya dikarenakan kalau kepimpinannya bagus itu urusannya langsung rakyat dan tanah air, sedangkan masalah agama urusannya hanya pemimpin dengan Allah SWT yang mengetahui.
Maaf saya ga sependapat bung, menurut saya harus punya agama yang kuat untuk pemimpin bangsa ini. kenapa? Simple saja, kebanyakan yang agamanya kuat mereka akan menjaga amanah dan kewajibannya.
Hmmm, kalau menurut kalian bagaimana?
Pusing ya mikirin bangsa ini? Ya begitulah negara demokrasi. Kembali kejudul saja "semakin kesini semakin menjadi manusia". Lahir, tumbuh, besar dan kini tengah menjalani masa muda dengan segelimang dosa, ya Allah....
Merasa masih banyak dosa daripada do'a, dimana pribadi ini masih mencari karakter dan jati diri. Takut rasanya bila dosa dan doa ditimbang sekarang, astagfirullah.

Menjalankan tugas sebagai manusia itu sangatlah berat, apalagi diamanahkan sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna. Ketika dilahirkan subhanallah sekali kita bisa melihat segala anugrah sang kuasa,, tapi beranjak dewasa dan kini amatlah sangat terasa rasanya menjadi manusia yang ditanggungkan  untuk menjadi kalifah di bumi.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. "Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? "Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(Q.S. Al-Baqarah: 30)
Manusia tidak hanya sebagai khalifah di bumi tapi juga harus mampu memahami isi kandungan Alqur'an, secara tertulis maupun tidak tertulis. Yang saya takutkan adalah ketika masa muda dihabiskan untuk mengarungi keindahan surga dibumi tanpa menyiapkan segala sesuatu setelah ini.
Bismillah lancarkan hambaMu untuk melaju dijalan lurusMu ya Allah....


Thursday 24 April 2014

Rindu padang

"Dimana bumi kupijak disitu langit kujunjung" oleh-oleh quote dari Padang. Indahnya pelangi dari atas langit dan nikmatnya salalua, nasi kapau, teh talua, katupek gulai, sate padang, rendang telor dkk.

Final Lomba "ACCOUNTS" Universitas Andalas
Ya, tepat tanggal 15-17 Maret 2013 saya dan kedua teman saya, himsa dan feni berkelana ke Padang untuk berkompetisi di final lomba tingkat national "ACCOUNTS" Unand setelah beberapa hari sebelumnya mengikuti proses penyeleksian peserta yang masuk sesi final.

Ssssssttt, pengalaman pertama naik pesawat pemirsa. Ya walaupun 3 hari sebelum berangkat kita berpusing ria mencari dana untuk akomodasi ke Padang, dan BINGGOOO proposal yang kita ajukan ke Yayasan Pendidikan Telkom untuk pendanaan lomba di ACC. Prinsip saya adalah ketika kita berkompetisi atau berkelana dengan membawa nama baik kampus, maka saya tidak akan mengeluarkan sepeserpun biaya kecuali hal-hal tertentu. 
Ya berhubung pertama kalinya naik pesawat, saya dan himsa selalu dijadikan bahan ejekan si Feni, #RAR. @#$%^&*@#$%^&*)
Subhanallah indah sekali pemandangan dari atas langit, pandangan mata tertuju pada gunung krakatau. Perjalanan ini mengantarkan saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bumi Sumatera. Selamat datang di Minangkabau
ELOK bana suasana ranah minang, kental sekali budayanya subhanallah. Dari bandara kita naik bus menuju hotel Axana tempat gathering dan brifieng sebelum lomba dilaksanakan keesokan harinya, tepatnya waktu itu hari kamis malam. Bentar, hotel Axana? Btw hotel Axana adalah perubahan nama dari Hotel Ambacang yang dulunya runtuh karena gempa Padang, konon ceritanya diantara reruntuhan bangunan masih ada jenazah yang belum di evakuasi karena reruntuhan bangunan yang tidak memungkinkan. Untuk membuang masa lalu dan menghindari omongan berkepanjangan, bergantilah  nama hotel Ambacang menjadi Hotel Axana yang merupakan salah satu hotel ternama di kota Padang.
Foto Hotel Axana (No Hoax gan)

!@#$%^&*()_+ brifing usai, waktunya pulang.
Nah ini, enaknya punya relasi dimana-mana, disaat peserta lain nginep dihotel dengan akomodasi ditanggung sendiri, saya nginep di kontrakan teman yang pernah ikut dalam organisasi yang sama. Namanya bang Azmi, Bang dian, dan 2 orang lagi saya lupa namanya yang waktu itu pernah gathering bersama di Bandung, mereka semua adalah mahasiswa teknik mesin Universitas Andalas. Jarak hotel ke kontarakan kawan lumayan jauh sekitar 3-5 KM, karena Unand tidak berada ditengah kota tapi di bukit samping kota. Menuju kontrakan mereka saya diantar oleh salah satu panitia lomba, namanya lupa kalau aslinya daerah Painan, masih Sumbar juga. Tapi ada beberapa hal yang paling saya ingat dari dia :
1. yang = nan
2. pergi = pai
3. dapet = dapek
Itu kunci dasar belajar bahasa minang katanya. Thx banget sob.

Sesampai di kontrakan,benar-benar penyambutan ala anak kos-kosan, senang sekali bisa silahturahim dengan mereka. Langsung datanglah martabak mesir, terima kasih bang (uda kalau bahasa minangnya) Azmi.  Nah, ini yang unik pemirsa dari kondisi kos-kosan di Padang, kalau di Jawa itu satu mahasiswa satu kamar ya maksimal 1 kamar buat 2 orang. Tapi disini sungguh kental mungkin ikatan tali persaudaraannya, satu kamar buat 6 orang bro dan itu rata-rata begitu. Next, awak (aku maksudnya, maklum sudah 7 jam ada di minang). Laper lagi, akhirnya nyari pula makanan di samping Unand. Sate minang? ya, berbeda sekali dengan sate minang yang sering kita temui di Jawa, benar-benar bumbu rempahnya maknyus banget kalau kata om Bondan Winarno. Dan baru tau, kalau sate minang pakainya daging sapi bukan kambing atau ayam, rancak bana pokoknyo. 
Sangat salut untuk kali ini, jam 9 malam mahasiswa sudah jarang beraktivitas diluar terutama untuk wanitanya. Jarang sekali menemui mahasiswa di jam-jam segitu, rata-rata pada dikosan it's jokoWOW. Yang terpikir dalam benak, apakah mereka dikosan mengerjakan sesuatu yang menunjang kuliah atau memang mahasiswanya kurang pro dalam civitas non akademik kampus, mungkin budayanya yang membuat situasi seperti sedemikian rupa.
Nah kalau yang satu ini terserah deh mau percaya atau tidak. Jadi begini kronologinya, waktu itu muter-muter dulu cari alfamart atau indomart dan sejenisnya gitu lah, ya beli-beli apa gitu buat obrolan hangat dengan kawan-kawan yang lain malamnya. Muter sana, muter sini dan #RAR banget pokoknya, TERNYATA DI PADANG ITU GA ADA YANG NAMANYA ALFAMART DAN INDOMART ya salam. Hai kawan, kenapa ga bilang daritadi!!!. Ada positif dan negatifnya sob, jadi begini rangkumannya:
Positif :  semua sektor usaha dikuasai pihak lokal, pihak dari luar susah untuk mendirikan usaha bla bla bla di Padang, jempol untuk pemerintahannya. Satu lagi, bank di sini bukan kayak di Jawa dimana BCA, Mandiri, BNI dkk merajalela namun Bank Alek Nagari di sini menjadi top of mind masyarakat Sumbar. Dimana-mana ada bank dan atm Alek Nagari, dan jangan berharap kalian pergi ke Padang menemukan atm BCA, Mandiri, BNI sesemudah di Jawa. Cobain sendiri saja pemirsa.
Negatifnya: nanti kalian pergi ke Padang saja, biar tahu jawabannya. (Pelit informasi nih? no!! biar kalian punya cerita juga)

Oke, beli gorengan aja deh. Bara uda? beuh, apa tuh ==> Berapa mas? Oooo.
Ya, karena uda ( ee sudah, nanti kalau "Uda" dikira mas) beli beberapa cemilan, beli gorengannya cuma 6ribu. "Ini uda"  tak lihat cuma dapat 6 biji dan kecil-kecil, mahal juga ya di saat gorengan di bandung masih 500 perbiji di sini 1000 per biji. Terus, kalau disini makan ala mahasiswa misal nasi, ayam, sayur itu 15rb dibandingkan dengan harga dibandung waktu itu hanya 8-10ribu. Telor di bandung 2ribu, disini 4-5ribu perbiji. Ya begitulah.
Obrolan malam yang hangat bersama kawan-kawan Unand, thanks banget sob salam saudara.

Rrrrrttt rrrrtttt rrrrttt rrrrttt, alarm jam 4 bunyi, bergegas siap-siap menuju hotel Axana lagi karena tempat berlangsungnya lomba disitu. Mandi, kemudian salat subuh jam setengah 5 dan lanjut baca-baca dikit materi lomba. Waktu menunjukkan pukul 05.15 WIB, Allahu Akbar Allahu Akbar.... Itu suara adzan uda? tanyaku kepada kawan, iya itu adzan. Kalian pasti memikirkan sesuatu yang sama seperti saya, karena kalian mengetahuinya maka lanjut cerita berikutnya. 


Kontrakan kawan


Pagi jam 6 kurang , dengan arahan jalan menuju hotel akhirnya ngangkot pula saya. Wow, amazing!! kenapa?
                                           
Penampakan dari luar

Penampakan dari luar

Penampakan dari dalam

Penampakan dari dalam

GAMBAR NO HOAX NO TIPU TIPU
Bayar per angkot cuma 2 ribu, dan sesampainya di hotel saya langsung bertanya pada salah satu peserta lomba yang kebetulan dari Unand. Intinya gini '' Iya, angkot di Padang memang gitu semua modelnya, kalau ga gitu angkotanya ga laku karena g kece dan keren bahkan anak mudanya ga mau kalau naik angkot yang biasa-biasa saja". Ya, bisa dibayangkan kalau yang naik itu sesepuh kita dan dididalam musiknya super bass volume superior. 

Untuk lombanya sekiranya no cerita, gambar saja 

TEAM

Team dan LO "Anisa Unand"

Narsis dulu

Tarian Minang 

My time

After Competition

Peserta Lomba

Hari selanjutnya Tour Salingka alias tour keliling => Danau Singkarak & Bukit Tinggi
Ada pepatah mengatakan "Belum ke Sumbar katanya kalau belum mampir ke Bukit Tinggi"
Paginya sebelum menuju Danau Singkarak dan Bukit Tinggi, dihantarkanlah kami ke kampus Universitas Andalas untuk melihat kondisi kampus disana. Yang paling menarik dari Universitas ini selain tempatnya ada dibukit juga karena bangunannya yang megah dan bentuknya unik menyerupai gedung-gedung power rangers.
                                                  




Kampusnya sangat kondusif untuk civitas akademik, karena jauh dari keramaian. Elok Bana Subhanallah
Ngomong-ngmong perjalanan dari Padang ke Bukit Tinggi membutuhkan waktu selama 2-4 jam, dan melewati bukit barisan serta jalanan yang super ekstrim. Ada satu kota yang menarik untuk diceritakan yaitu kota SOLOK, kental sekali budaya minangnya dan masih terlihat bangunan-bangunan kuno Minang yang Indah, dan sayang sekali misal ketiduran diperjalanan. Paling seru ketika jalan menuju Bukit Tinggi itu melintasi jalan raya yang jaraknya berkisar hanya 5-8 meter dari bibir danau Singkarak, berkelok-kelok dengan jarak yang jauh melintasi pinggiran danau Singkarak yang amat luas. 
Sedikit testimoni di danau Singkarak



Sampai juga di Bukit Tinggi, Suasananya sejuk dan jauh dari bingar. Coba tebak, yang paling terkenal dari Bukit Tinggi apa? Ya, benar Jam Gadang alias Jam Besar. 

Himsa, Feni & saya


Ga afdol kalau ke Bukit Tinggi cuma narsis di depan jam gadang, yuk waktunya berburu kuliner khas Bukit Tinggi. 

Nah, di Bukit Tinggi kami bertiga nyobain makanan khas sini yaitu Nasi Kapau dan Teh Talua. Nasi Kapau itu kalau di Jawa seperti nasi rames, tapi disini isinya macam-macam. Langsung cek gambar saja ya. RANCAK BANA maaak. Tamboah ciek!! Nasi kapau terdiri dari nasi, usus, krecek, sayur nangka terus apalagi ya lupa. Bagi lidah-lidah non Sumbar akan terasa kaget merasakan masakan asli sini karena rempahnya yang cetar di lidah. Untuk 1 porsi nasi kapau dihargai 12 ribu waktu itu. Kalau pengin nyobain bisa langsung ke TKP tepatnya di pasar Bukit Tinggi.

 Teh Talua, tahukah kalian itu teh apa? Mungkin wujudnya seperti coffee blend, tapi teh talua adalah percampuran teh hangat yang di campur dengan telor mentah. Rasanya hmmm mantap, dan hangat di badan tapi bagi yang pertama kali lihat atau mencoba mungkin rasanya agak aneh karena efek telor mentahnya. Untuk 1 gelas teh talua harganya 6 ribu, murah bukan?? ya, segeralah kalian untuk mencobanya. Ga akan nyesel deh pergi ke Bukit Tinggi untuk segelas Teh Talua.


Biar tahu lebih tentang kota Bukit Tinggi simak videonya ya..


















Nah untuk oleh-oleh dari Bukit Tinggi sendiri sebenarnya ada banyak kawan, hanya saja waktu itu saya hanya beli telor rendang dan keripiki balado pastinya. Belum ke Padang kalau belum beli keripik Balado, kata pepatah lagi. Keripik balado itu keripik tela yang di balut bumbu pedas ala Minang, kalau di daerah Jawah mungkin namanya slondok pedas. Dan paling terkenal di Minang untuk keripik balado itu ada Keripik Balado merk Christine Hakim dan Shirley. Seperti di bawah ini penampakan dari kripik balado dan rendang telor.

Keripik Balado

Rendang Telor

Next, kami bertiga turun di tengah perjalanan menuju Kota Padang dan meninggalkan rombongan, karena si Feni yang kebetulan asli Minang mengajak kita berdua untuk mampir ke rumahnya tepatnya di Kota Pariaman, kurang lebih satu jam dari kota Padang. Masih ingatkan kota Pariaman yang dulu pernah kena musibah gempa beberapa tahun silam. Turut berduka cita semoga mereka yang tiada di terima di sisiNya.
Kuliner? harus & wajib!
Di Pariaman ada gorengan unik kawan, yang katanya hanya bisa di jumpai di kota tersebut. Namanya "Salalua", bingung juga mau ngejelasinnya itu terbuat dari apa intinya bentuknya bulet-bulet mirip perkedel, tapi rasanya merekah di lidah.

Salalua

Itu baru cemilan pembukanya saja kawan, ada lagi main menunya mmmm Katupek Gulai namanya. Bu, Katupek Gulainyo ampek yo ( karena waktu itu kami makan berempat > 4=ampek). Dan it's time to Allahumma barik lana fima rozaktana wakina a'za bannar.

Katupek Gulai

Katupek Gulai itu Ketupat Gulai yang bedain sebenernya hanya dari campuran dan pelengkapnya saja tentunya dengan bumbu rempah Minangnya. Tapi yang bikin ngeh banget karena ada tunjang kerbaunya, penasaran kan gimana rasanya? Semoga jodohmu orang Minang kawan biar bisa merasakan lezatnya kuliner Minang. Elok bana gadih- gadih ka Minang hahahaha.

Sudah kenyang, waktunya menikmati wisata di Kota Pariaman. Kebalik ya, harusnya wisata dulu baru kuliner tapi memang kuliner Minang membelokkan pikiran. Karena terburu waktu, kami bertiga hanya berkeliling kota Pariaman dan mengunjungi pantai Gandoriah yang letaknya memang dekat sekali dengan Kota. Gratis!!! pantai sebagus ini masuknya gratis? Ga tau dah dengan pengelolaan pantai Gandoriah kenapa bisa digratiskan untuk pengunjung. Sekilas mirip di Kuta, Bali karena pinggir pantai ada jalan rayanya, yang membedakan kalau di Kuta samping jalan raya adalah tempat BAR, kalau di Gandoriah perumahan warga dan jajanan asli khas Gandoriah.


Pantai Gandoriah

-THE END-
_____________________________________________________


Dan, berakhirlah perjalanan kita di Sumbar. Terima kasih Padang, Danau Singkarak, Bukit Tinggi, & Pariaman telah melihatkan kami akan pesona dan keindahanmu.  Suatu saat akan balik lagi, haha kalau jodohnya orang Minang. 

Dari Pariaman kami berpamitan  menuju bandara Minangkabau untuk kembali ke Jekardahh.



" Dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung"
TERIMA KASIH BUMI MINANGKABAU


Pemimpin adalah Petualang


"Sebuah negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung dan lautan"-Henry Dunant-



Gunung Gede Pangrango


SEDERHANA tapi BERKUALITAS

Tampil mewah bukan berarti menandakan dirinya hebat dan sukses. Ranahnya, tampil mewah hanya akan menghambat pola pikir yang terus berkembang. Seolah-olah sesuatu telah didapat dan tidak ada usaha untuk continue. 
Tampil apa adanya lebih mendalami dan mengenal apa itu lingkungan.
Sederhana dan apa adanya bukan berarti ambil aman dalam situasi merah. Tetap totalitas tanpa batas dalam situasi tersebut.

SEE & ACTION

Tajam melihat sisi peluang dari lapangan, itu yang saya pelajari ditahun 2013. Selagi mengandai-andai tidak berbiaya, jadi manfaatkan civitas itu.

Lihat peluang dan lakukan, starting konsep dan eksekusi harus disegerakan. Pijak daerah itu dan kembangkan networking dalam mengeksekusi. Semua butuh persiapan dan tinggalkan kata "kepepet", karena kepepet hanya meminimalkan sesuatu yang harusnya bisa maksimal.

 "Pengalaman timbul karena kita melihat dan melakukan sesuatu".

Kuliah Birokrasi Bisnis Harus Sinergis


Dewasa ini ga cukup hanya mengandalkan pengalaman dari dalam kelas. Kita mahasiswa, pola pikir kritis dan brainsteering berkembang dalam zona waktu. Jangan sampai kita berprinsip pada kupu-kupu "KUliah PUlang KUliah PUlang". Karena IPK 4 pun jika tidak disebrangi dengan pengalaman di lapangan apa daya hanya teori belaka yang cuma jadi beban pikiran. 

Birokrasi mengajarkan kita profesionalitas sedangkan bisnis mengajarkan kita apa itu networking